Monday, October 18, 2010
Tugas Membaca dari Pak Encep
Judul : Libby
Pengarang : Langit Kresna Hariadi
tahun : 2003
penerbit : TINTA (kelompok penerbit qalam)
isinya :
=> SATU <=
Ebbya Farrhay, lelaki muda berumur 25 tahun adalah seorang anak yang lahir dari hubungan haram, perzinahan, dari ayahnya yang kini telah menikah lagi dan ibunya yang telah hijrah ke Eropa mengikuti suaminya, dan meninggalkan Ebbya kecil dengan kakeknya yang kemudian meninggal dunia dan mewariskan seluruh harta warisannya pada Ebbya. Hal ini membuat Ebbya menjadi seorang jutawan pada umurnya yang ke 25 tahun.
Di umurnya yang sekarang ini, ia merasa hidupnya datar dan ia berpikir sudah waktunya memiliki pendamping hidup. Oleh karena itu ia melakukan perjalanan dengan kereta api kelas murahan untuk mencari calon istri melalui pengalaman yang ia harap akan mengesankan. Di dalam kereta api tersebut penuh sesak oleh orang yang rebutan tempat untuk duduk, terdengar pula tangisan bayi, ada juga pengamen yang siap berubah menjadi pemalak jika tidak diberi uang, copet dan juga pedagang asongan yang menawarkan rokok.
Ada seorang lelaki tua yang mengingatkannya pada lelaki yang oleh Om-nya, Wim, dinyatakan sebagai ayah kandungnya. Ayah kandungnya yang beberapa bulan lalu meninggal akibat sakit keras. Dan setelah diketahui lelaki tua itu ternyata bernama Pak Subrasta.
Mas Eb, begitu panggilannya, memerhatikan lelaki tua itu yang sedari tadi memainkan caturnya tanpa lawan. Setelah ia menjalankan bidak hitam, papan catur itu diputarnya dan menjalankan lagi bidak putih. Dengan jidat berkerut-kerut ia memainkan caturnya melawan dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang, Mas Eb duduk dihadapan lelaki tua itu, dan kemudian menjalankan bidak hitam dan mengalahkannya dengan telak. Pak Subrasta kagum dan mengajak Ebbya pulang ke rumahnya di Surabaya untuk menemaninya bermain catur. Mengajaknya ke rumah yang sejak sebulan lalu ia tinggalkan akibat ketidaknyamanannya dengan penghuni rumahny itu. Istri dan tiga orang anaknya, telah menganggap dirinya seperti orang asing di rumahnya sendiri, sejak ia mengalami kebangkrutan dan tak lagi memiliki apapun.
Ebbya merasa tak nyaman ketika menginap di tempat itu. Tak ada sambutan hangat dari keluarga Pak Subrasta sama sekali. Bahkan ia sebagai tamu dipersilahkan tidur disebuah garasi mobil sempit dan berdebu. Tanpa ajakan makan malam, Ebbya langsung disodori papan catur, rokok, dan minuman keras oleh Pak Subrasta.
"Benar-benar keluarga aneh," gumamnya. "Maaf, Pak! Sebaiknya aku mohon diri." ucapnya kemudian setelah beberapa menit yang lalu terjadi cekcok di keluarga itu.
"Kemanapun aku menginap sebaiknya aku tidak perlu mengatakan, terlalu mengerikan untuk berurusan dengannya, lengkap dengan segala permasalahan keluarganya." gumamnya lagi, dalam hati.
Pak Subrasta akhirnya membiarkan Ebbya pergi dari rumahnya untuk mencari sebuah hotel.
Categories
Dik B,
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)