Monday, April 16, 2012

LALU...? (2)

Posted by FRISTHYA PRATIWI at 4/16/2012 11:12:00 AM
Sehari setelah sms terakhir dan pertunangan Fazzy yang sudah 3 hari itu, Belia benar-benar menghilang. Fazzy kehilangan tempat untuk menuntaskan masalahnya. Ya, lebih tepatnya dia kehilangan tempat curhat. Ditemui di rumahnya, hanya ada penjaga yg mengatakan, "Maaf a', rumahnya sudah dijual. Saya tidak tau pindah kemana." Fazzy terdiam.

Sebenarnya, Belia pulang ke Jerman dan mengatakan pada penjaga rumah bahwa rumah itu telah dijual. Dia hanya butuh waktu sebentar untuk menata hatinya kembali. Heloo... Dua tahun berpura-pura baik-baik saja itu, rasanya seperti wajahmu tersiram air keras! Perih! Dan apalagi puncaknya adalah, ketika Fazzy memilih untuk tunangan dengan kekasih lamanya itu.

Di Jerman, Belia belajar mengikhlaskan Fazzy dengan menekuni lagi bakatnya di bidang seni. Cuti kuliah dua semester di salah satu Universitas di Bandung pun dia lakukan demi itu. Orang tua Belia yg memang tinggal di Jerman merasa senang dengan kembalinya Belia di Negara itu. Walaupun hanya dua semester.

Tidak sulit bagi Belia untuk mengembangkan bakatnya di bidang seni. Lukisan dan musik adalah jiwanya. Bakat turunan dari Papinya yang asli dari Jerman itulah yg menyebabkan dia mencintai seni. Dengan mendaftar di sebuah tempat kursus seni lukis, di akhir semester kedua, dia sudah lulus untuk menggelar pameran. Pameran bertemakan siluet cinta pun dia kemas dengan sangat apik. Rencana awalnya, jika sukses menggelar pameran, Belia mengurungkan niat untuk kembali ke bangku kuliah dan kembali menemui Fazzy.

Kolega Papi dan Maminya yang kebetulan banyak berprofesi sebagai kolektor lukisan pun ikut menghadiri pamerannya. Tetapi, setelah lukisan wajah Fazzy yang terpaksa dia pajang dengan frame minimalis namun mewah itu ditawar oleh kolektor lukisan di Jerman yang kebetulan kolega Papinya dengan harga tinggi, otak Belia pun berontak. Rencana awal yang telah dia susun, dibuangnya jauh-jauh. "Tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku. Walaupun itu hanya lukisan dia dan di hatiku."

Tepat pukul sembilan pagi, urusan administrasi Belia di Jerman selesai. Siangnya dia diantar kakak sepupunya ke bandara dengan penerbangan menuju Jakarta. Untuk kemudian dia lanjutkan transitnya menuju Bandung.

Di hari yang sama, di Negara yang berlainan, Fazzy yang hampir putus asa mencari Belia, merenung di kamar tidurnya. Alunan lagu favorit mereka berdua adalah backsound-nya. "Hampir setahun kamu tak ada kabar, Bell.. Maafkan aku melukai perasaanmu yg terlalu halus itu." Foto rangkulan yang diambil saat awal jadian itu dipandangi Fazzy dari layar komputer di kamarnya. Fazzy menyadari ada ruang yang tiba-tiba kosong saat Belia pergi. Sebuah ruang di dalam hatinya, yang bahkan tak pernah Frizka tempati. Dia tak tau pasti nama ruang itu, yang jelas ada rindu yang terukir disitu. Fazzy tertidur di depan komputernya. Masih dengan gambar rangkulannya bersama Belia beberapa tahun lalu, tanpa screen saver tentunya. Fazzy terbangun setelah lewat tengah malam. Dan dia baru menyadari yahoo messenger berkedip-kedip. Setelah dia buka, ada senyum di wajahnya yg ngantuk itu kemudian.
"Buzz"
"Buzz"
"Buzz"
"Zieg.. Zieg.. Main yuukk.." - two hours ago. ibel_ia was sign out.
"Tuhan, aku mencintaiMu...!!" Ucap Fazzy sambil menyeka genangan air matanya.

Ya. Belia kembali ke Tanah Air...

***

Back at first~
Agak siang, Fazzy menerima sms pendek dari nomor yang tidak dia kenal. Nomor baru Belia.

"Aku tunggu kamu sore ini. Di tempat biasa. Aku akan menunggu sampai kamu datang. Masih ingat bangku cinta itu kan? Aku harap kamu masih mengingatnya walau sudah hampir setahun lebih...."

Tentu saja Fazzy tak dapat menyembunyikan perasaannya. Tentu saja dia juga tidak pernah melupakan bangku cinta di tempat yang tak biasa itu. Tempat dia pertama kali bertemu lagi dengan Belia setelah SMP dulu. Tempat yang selama hampir setahun ini selalu dikunjungi Fazzy untuk dapat bertemu Belia yang tiba-tiba menghilang. Tempat mereka bertemu secara diam-diam.

Fazzy tidak datang sore. Tepat pukul delapan malam dia baru tiba disana. Ya. Belia tetap menunggunya. Di sebuah bangku tua, di Taman Kota. Dan setelah kedipan genit dan sebuah kecupan manisnya pada Belia malam itu, rindu setahun yg berkecamuk di dadanya, hilang. Ya, Taman Kota itulah saksi kisah mereka. Kisah yg tertutup waktu.

0 comments:


Free Ty Cursors at www.totallyfreecursors.com
 

FRISTHYA PRATIWI Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting